ALOULLA RACHMANINA ILYAS
XI-E/04
APA:
Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia secara umum adalah pengumuman kepada seluruh rakyat bahwa negara Indonesia telah terbebas
dari belenggu atau penindasan yang dilakukan oleh penjajah.
MENGAPA:
Alasan pertama mengapa perlu ada proklamasi yang
kemudian disebarluaskan ke seluruh penjuru negeri adalah menunjukkan kedaulatan bangsa. Dengan adanya proklamasi maka Indonesia akan mendapatkan
pengakuan sebagai sebuah negara secara de facto.
SIAPA:
Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta.
KAPAN:
Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dilakukan pada Jumat, 17 Agustus 1945 yang dibacakan langsung oleh Proklamator
Indonesia atau Presiden Pertama Indonesia yaitu Ir. Soekarno didampingi oleh
Drs. Mohammad Hatta.
DI MANA:
Pembacaan teks
proklamasi dilakukan pada 17 Agustus 1945, pukul 10.00 WIB, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 (Proklamasi No. 5, Jakarta Pusat).
Peristiwa Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
17
Agustus 1945 menandai kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. Diperlukan
perjuangan panjang dalam mencapai Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia. Berikut perjalanan atau peristiwa detik-detik Proklamasi
Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu:
Jepang
Menyerah Pada Sekutu
Pada tanggal 15 Agustus 1945,
Jepang menyerah kepada Sekutu setelah sebelumnya 2 kota penting di bom oleh
Sekutu, yaitu Kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Kota Nagasaki pada
tanggal 9 Agustus 1945. Berita kekalahan Jepang tersebut akhirnya sampai
pada telinga pemuda Indonesia, Sutan Syahrir, melalui siaran radio Amerika.
Selanjutnya, Subadio Sastrosatomo dan Subianto menemui Mohammad Hatta. Mereka
meminta Hatta agar mencegah PPKI mengumumkan kemerdekaan. Karena menurut
golongan muda, kemerdekaan Indonesia harus diperoleh dengan kekuatan Bangsa
Indonesia sendiri tanpa campur tangan negara lain.
Malamnya, sekitar pukul 20.00 WIB,
golongan muda mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di
Pegangsaan Timur. Rapat tersebut dihadiri oleh Chairul Saleh, Wikana, Margono,
Armansyah, dan Kusnandar. Dalam rapat tersebut, golongan muda menuntut agar
proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan sesegera mungkin. Mereka meminta
Soekarno membacakan proklamasi esok hari, yaitu tanggal 16 Agustus 1945. Namun,
Soekarno menolak usulan tersebut karena menganggap golongan muda terlalu
tergesa-gesa. Golongan muda mengancam akan terjadi pertumpahan darah apabila
proklamasi tidak segera dilaksanakan. Peristiwa menegangkan ini juga
disaksikan oleh golongan tua, yaitu Mohammad Hatta, Mr. Ahmad Soebardjo,
Buntaran, Sanusi, dan Iwa Kusumasumantri.
Pengasingan
Soekarno Ke Rengasdengklok
Karena merasa keinginannya tidak
terpenuhi, keesokan paginya, tanggal 16 Agustus 1945, golongan muda
mengasingkan Soekarno dan Mohammad Hatta ke sebuah daerah di Jawa Barat, yaitu
Rengasdengklok. Tujuan pengasingan tersebut adalah menjauhkan kedua
pemimpin nasional itu dari pengaruh Jepang.
Sementara itu, di Jakarta, golongan
tua yang diwakili oleh Mr. Ahmad Soebardjo dan golongan muda yang diwakili oleh
Wikana, sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilakukan di Jakarta. Pada pukul 16.00 WIB, Ahmad
Soebardjo diantar oleh Yusuf Kunto pergi ke tempat pengasingan di
Rengasdengklok. Ahmad Soebardjo memberikan jaminan kepada golongan muda bahwa
proklamasi akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945 di Jakarta,
selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB.
Perumusan
Teks Proklamasi
Perumusan
naskah proklamasi dilakukan di rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol Nomor
1. Dalam penyusunan naskah proklamasi, Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikiran
secara lisan pada kalimat pertama yang berbunyi pernyataan Bangsa Indonesia
untuk mengubah nasibnya sendiri. Drs. Moh. Hatta menambahkan kalimat kedua
sebagai pernyataan pengalihan kekuasaan. Soekarno menulis konsep proklamasi
pada secarik kertas. Selanjutnya kertas yang ditulis oleh Soekarno diberikan
kepada Sayuti Melik untuk diketik.
Detik-Detik
Proklamasi
Hasil rapat disepakati bahwa
proklamasi akan dibacakan di halaman rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur
Nomor 56 Jakarta, pada tanggal 17 Agustus 1945 tepat pukul 10.00 WIB.
Para pemuda bergegas menyiapkan peralatan upacara dan mengumpulkan masyarakat
di halaman rumah Soekarno. Komandan Latief Hendraningrat dan Arifin Abdurrahman
berjaga-jaga dan menyiapkan pasukan. Barisan pelopor yang dipimpin S. Suhud
menyiapkan tiang bendera. Bendera yang digunakan pada upacara tersebut adalah
bendera merah putih yang dijahit sendiri oleh istri Soekarno, yaitu Ibu
Fatmawati.
Bendera tersebut dikenal dengan
nama Bendera Pusaka. Namun sejak tahun 1969, Bendera Pusaka tidak lagi
digunakan dan disimpan di Istana Merdeka, digantikan dengan bendera duplikat.
Tepat pukul 10.00 WIB, Soekarno didampingi Mohammad Hatta membacakan naskah
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Upacara dilanjutkan dengan pengibaran bendera
merah putih oleh Latief Hendraningrat dan S. Suhud dengan diiringi Lagu
“Indonesia Raya” ciptaan Wage Rudolf Supratman. Semua masyarakat yang
menyaksikan upacara pagi itu menangis terharu dan bersyukur atas dibacakannya
proklamasi kemerdekaan. Dengan cepat, berita tentang kemerdekaan Indonesia
menyebar ke seluruh penjuru negeri.
Comments
Post a Comment